WISATA @kota tua & Keliling Jakarta dengan Bus Wisata
Kota Tua merupakan kawasan penting di masa penjajahan. Kawasan ini
mencakup sebagian wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara, mulai dari
Pelabuhan Sunda Kelapa sampai Museum Bank Indonesia. Dahulu kala
Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk yang
digunakan untuk kegiatan jual beli dalam kegiatan perdagangan
internasional. Sedangkan kawasan sekitar Museum Bank Indonesia dan
Museum Fatahilah adalah salah satu pusat pemerintahan kolonial.
Museum Fatahilah
Museum ini juga dikenal dengan nama Museum Batavia atau Museum Sejarah
Jakarta. Terdiri dari tiga lantai, museum ini memiliki tak kurang dari
25.000 koleksi benda bersejarah. Sangat cocok dikunjungi bagi Anda yang
ingin sekadar melihat furnitur, keramik, meriam, prasasti, dan artefak
unik lain yang sudah mengiringi perkembangan kota Jakarta.
Untuk bisa masuk ke museum Fatahillah, Anda harus membayar tiket masuk
yang terbilang cukup murah yaitu senilai 2.000 Rupiah saja, cukup murah
bukan? Museum ini buka setiap hari Selasa sampai Minggu, antara jam 9
pagi hingga jam 3 sore. Museum ini murni didirikan sebagai ruang untuk
menunjukan berbagai benda – benda bersejarah. Di masa lalu, Museum
Fatahillah juga pernah digunakan sebagai balai kota, pengadilan, dan
bahkan juga disana memiliki penjara bawah tanah. Salah satu tempat
terpenting di museum ini tidak terletak di dalam, melainkan di lapangan
yang ada di luar. Di tempat inilah, para penjajah biasanya mengeksekusi
para tahanan.
Museum Wayang
Museum Wayang berdiri di atas tanah seluas 990 m2 dan 627 m2. Gedung ini
semula merupakan gereja tua yang didirikan oleh VOC pada tahun 1640
dengan nama “de oude Hollandsche Kerk” sampai tahun 1732. Diadakan
perbaikan pada tahun 1733 berganti nama yaitu “de nieuwe Hollandsche
Kerk” sampai dengan tahun 1808.Gereja ini mengalami kerusakan akibat
gempa.
Pada tanggal 14 Agustus 1936 lokasi ini ditetapkan menjadi
monument, selanjutnya dibeli oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
Wetenschappen yaitu lembaga yang didirikan untuk memajukan penelitian
dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang
ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah,
serta menerbitkan hasil penelitian.
Pada tanggal 22 Desember 1939 dibuka oleh Gubernur Jenderal
Hindia Belanda terakhir, Jonkheer Meester Aldius Warmoldu Lambertus
Tjarda van Starkenborg Stachouwer sebagai museum dengan nama “de oude
Bataviasche Museum” atau “Museum Batavia Lama”. Tahun 1957 diserahkan
kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia berganti nama menjadi Museum Jakarta
Lama.
Pada tanggal 17 September 1962 oleh LKI diserahkan kepada
Republik Indonesia dan pada tanggal 23 Juni 1968 diserahkan kepada
Propinsi DKI Jakarta sebagai kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI
Jakarta. Dan pada tanggal 13 Agustus 1975 diresmikan sebagai Museum
Wayang oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin.
Saat Ini Museum Wayang Jakarta di bawah Pengelolaan UP.
Museum Seni Rupa Jakarta, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI
Jakarta.
Keliling Jakarta dengan Bus Wisata
Bus wisata, atau lebih dikenal dengan nama ‘Mpok Siti,’ merupakan fasilitas publik berupa bus tingkat. Bus ini disediakan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk berwisata secara gratis melewati tempat-tempat khas yang menjadi simbol Kota Jakarta.
Sebenarnya bus tingkat sudah pernah ada di Jakarta sebelumnya, namun fungsinya bukanlah sebagai bus wisata, melainkan sebagai angkutan umum. Tahun 2014, tepatnya bulan Februari, bus tingkat ini dioperasikan kembali dan hadir dengan kondisi yang lebih menarik, namun fungsinya khusus untuk wisata keliling Jakarta saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar