Selasa, 10 Oktober 2017

WISATA @kota Tua & Keliling Jakarta dengan Bus Wisata

WISATA @kota tua & Keliling Jakarta dengan Bus Wisata



Kota Tua merupakan kawasan penting di masa penjajahan. Kawasan ini mencakup sebagian wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara, mulai dari Pelabuhan Sunda Kelapa sampai Museum Bank Indonesia. Dahulu kala Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk yang digunakan untuk kegiatan jual beli dalam kegiatan perdagangan internasional. Sedangkan kawasan sekitar Museum Bank Indonesia dan Museum Fatahilah adalah salah satu pusat pemerintahan kolonial.

Museum Fatahilah
Museum ini juga dikenal dengan nama Museum Batavia atau Museum Sejarah Jakarta. Terdiri dari tiga lantai, museum ini memiliki tak kurang dari 25.000 koleksi benda bersejarah. Sangat cocok dikunjungi bagi Anda yang ingin sekadar melihat furnitur, keramik, meriam, prasasti, dan artefak unik lain yang sudah mengiringi perkembangan kota Jakarta.




Museum Fatahillah


Untuk bisa masuk ke museum Fatahillah, Anda harus membayar tiket masuk yang terbilang cukup murah yaitu senilai 2.000 Rupiah saja, cukup murah bukan? Museum ini buka setiap hari Selasa sampai Minggu, antara jam 9 pagi hingga jam 3 sore. Museum ini murni didirikan sebagai ruang untuk menunjukan berbagai benda – benda bersejarah. Di masa lalu, Museum Fatahillah juga pernah digunakan sebagai balai kota, pengadilan, dan bahkan juga disana memiliki penjara bawah tanah. Salah satu tempat terpenting di museum ini tidak terletak di dalam, melainkan di lapangan yang ada di luar. Di tempat inilah, para penjajah biasanya mengeksekusi para tahanan.

Museum Wayang
Museum Wayang berdiri di atas tanah seluas 990 m2 dan 627 m2. Gedung ini semula merupakan gereja tua yang didirikan oleh VOC pada tahun 1640 dengan nama “de oude Hollandsche Kerk” sampai tahun 1732. Diadakan perbaikan pada tahun 1733 berganti nama yaitu “de nieuwe Hollandsche Kerk” sampai dengan tahun 1808.Gereja ini mengalami kerusakan akibat gempa. Pada tanggal 14 Agustus 1936 lokasi ini ditetapkan menjadi monument, selanjutnya dibeli oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yaitu lembaga yang didirikan untuk memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, serta menerbitkan hasil penelitian. Pada tanggal 22 Desember 1939 dibuka oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda terakhir, Jonkheer Meester Aldius Warmoldu Lambertus Tjarda van Starkenborg Stachouwer sebagai museum dengan nama “de oude Bataviasche Museum” atau “Museum Batavia Lama”. Tahun 1957 diserahkan kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia berganti nama menjadi Museum Jakarta Lama. Pada tanggal 17 September 1962 oleh LKI diserahkan kepada Republik Indonesia dan pada tanggal 23 Juni 1968 diserahkan kepada Propinsi DKI Jakarta sebagai kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta. Dan pada tanggal 13 Agustus 1975 diresmikan sebagai Museum Wayang oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin. Saat Ini Museum Wayang Jakarta di bawah Pengelolaan UP. Museum Seni Rupa Jakarta, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. 








 



Keliling Jakarta dengan Bus Wisata

Bus wisata, atau lebih dikenal dengan nama ‘Mpok Siti,’ merupakan fasilitas publik berupa bus tingkat. Bus ini disediakan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk berwisata secara gratis melewati tempat-tempat khas yang menjadi simbol Kota Jakarta.
Sebenarnya bus tingkat sudah pernah ada di Jakarta sebelumnya, namun fungsinya bukanlah sebagai bus wisata, melainkan sebagai angkutan umum. Tahun 2014, tepatnya bulan Februari, bus tingkat ini dioperasikan kembali dan hadir dengan kondisi yang lebih menarik, namun fungsinya khusus untuk wisata keliling Jakarta saja.





Bus tingkat City Tour Wisata Kelilin Jakarta. Photo Source















Tidak ada komentar:

Posting Komentar